Selamat Datang Di Blog Rani ^^

Kamis, 26 April 2018

SISTEM PENDIDIKAN DAN UN INDONESIA. SUDAH SEMPURNAKAH?


SISTEM PENDIDIKAN DAN UN INDONESIA. SUDAH SEMPURNAKAH?
Oleh : Rani Hidayati

Pekanbaru, (23/04), Pendidikan merupakan salah salah satu modal untuk mendapatkan lapangan pekerjaan dengan mudah. Meskipun dewasa ini dengan pendidikan dua belas tahun tak menmutup kemungkinan masih dikeluhkan dengan sulitnya menemukan lapangan pekerjaan. Pendidikan merupakan hal yang paling sering diperbincangan dari tahun ke tahun terutama di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu Negara denngan mutu pendidikan yang masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.  Bahkan, pada tataran negara tetangga ataupun cakupan ASEAN, kualitas SDM di Indonesia masih dikatakan rendah. Hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan di Indonesia masih belem tertata dan terlaksana secara maksimal. Di era globalisasi seperti ini, pendidikan di Indonesia yang masih belum terlaksana secara maksimal tidak dapat di abaikan lagi. Pendidikan di Indonesia harus segera di tata agar SDM di Indonesia memiliki tingkat keunggulan, dan dapat bersaingan dengan peemroleh pendidikan dari negara lain.
Memperbaiki pendidikan di Indonesia, tentu harus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia pula. Karena, tercapainya pendidikan yang baik, tentu merupakan hasil dari sistem yang terlaksana dengan maksimal. Sistem pendidikan yang baik itu, yakni sistem pendidikan yang selalu mengikuti perkembangan keadaan seiring dengan perkembangan zaman.
Sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia tidak hanyak satu. Melainkan ada bermacam-macam sistem pendidikan. Namun, belum ada sistem pendidikan yang terlaksana secara sempurna. Sistem pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan dan selalu menjadi suatu hal yang bisa disebut mengacaukan sistem pendidikan dikarenakan guru-guru harus mengulang untuk memahami sistem yang baru.
Pada era modernisasi seperti saat ini, tentu segala hal yang digunakan dan yang ditunjang yaitu berhubungan dengan teknologi. Segala sesuatu di duia pendidikan pada saat ini selalu di sangkut pautkan dengan teknologi. Baik dalam bealajar, mengerjakan tugas, hingga dalam ujian nasional. Sebagai hal yang baru, tentu ujian nasional yang kini telah dilaksanakan dengan menggunakan metode CBT (Computer Based Test) menjadi suatu momok yangn kian menakutkan bagi para peserta didik yang akan menghadapinya. Tak hanya bagi peserta didik, beban itu juga dirasakan oleh para guru-guru atau tenaga kependidikan yang memiliki sekolah dengan fasilitas yang minim. Tak hanya itu, pemerintah pelaksana ujian dengan dengan metode tersebut menghimbau pelaksanaan UNCBT ini hanya bagi sekolah-sekolah yang siap melaksanakan ujian tersebut. Baik dari segi fasilitas maupun kualitas. Masyarakat maupun pihak sekolah tentu merasa kontra, dikarenakan mereka merasa tidak memperoleh dukungan oleh pemerintah terhadap kesiapan sekolah.
Bagi pihak yang pro, tentu ini merupakan suatu hal yang menguntungkan terutama bagi pihak penyelenggara. Hal ini tentu dapat menghemat anggaran, serta memperkecil kemungkinan kebocoran kertas.


Ragam Pendidikan Budaya di kecamatan Tempuling (INHIL, RIAU)


Ragam Pendidikan  Budaya di kecamatan Tempuling
Oleh : Rani Hidayati

Pekanbaru, (19/04) Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki beraneka ragam suku serta budaya, tentulah kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia harus melestarikan kebudayaan yang pada dewasa ini lambat laun mulai dilupakan terkhusus oleh para kalangan remaja.
Di kecamatan Tempuling sendiri, sebagai salah satu kecamatan yang di dominasi oleh suku Banjar, tentulah budaya yang dipernalkan maupun diterapkan di masyarakat kecamatan Tempuling itu sendiri yaitu budaya Banjar. Namun, sebagai salah satu bagian dari daerah Riau, budaya melayupun tak luput dari sorot pendidikan di daerah kecamatan Tempuling tersebut. Salah satunya dalam pendidikan formal.
Di kecamatan Tempuling sendiri tak dapat dipungkiri bahwa semua sekolah yang ada dikecamatan Tempuling, dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas sudah memasukkan pendidikan budaya melayu dalam salah satu mata pelajaran yang ada di tiap-tiap sekolah, baik negeri maupun swasta. Pendidikan budaya Melayu formal yang ada di sekolah, biasanya mempelajari tentang tulisan Jawi atau Arab Melayu, yang di dalam buku-bukunya terdapat cerita-cerita tentang sejarah kerajaan Siak, cerita para pahlawan Melayu dan sebagainya. Selain mempelajari tulisan Arab-Melayu, di sekolah-sekolah juga memiliki mata pelajaran Budaya daerah. Yaitu mengenal budaya-budaya apa saja yang ada di daerah tempat tinggal sekitar. Seperti mengenal permainan daerah, bagaimana upacara adat daerah, dan sebagainya.
Selain di pendidikan Formal, di kecamatan Tempuling juga mengadakan pendidikan budaya secara non formal. Masyarakat kecamatan Tempuling sering mengadakan acara-acara besar yang di rangkaian acaranya menyelipkan beberapa budaya-budaya yang mendominasi daerah Tempuling yaitu Banjar. Seperti, pada acara isra miraj biasanya diselipkan seperti madihin, pantun dengan menggunakan bahasa Banjar dan sebagainya. Selain itu, pada acara-acara kemerdekaan juga sering diadakan perlombaan permainan tradisional seperti gasing, engrang, dan mamanda.
Pada program-program kerja ibu-ibu dharmawanita tiap RT, biasanya menagdakan kelas pelatihan Rebana tiap minggunya bagi para anak-anak mulai dari usia 8-16 tahun, untuk mempersiapkan sebagai pengisi acara-acara seperti pernikahan, maulid Nabi, isra miraj, dan sebagainya.
Meskipun kini di keacamatan Tempuling sendiri sudah jarang diadakan pendidikan kebudayaan secara non formal, namun beberapa pemuda di kecamatan Tempuling berusaha menggencarkan kebudayaan daerah dengan membuat beberapa kegiatan yang dilaksanakan tiap tahunnya, tepatnya pada hari ulangtahun kemerdekaan Republik Indonesia.




Rabu, 25 April 2018

MADIHIN SASTRA LISAN EKSODUS DI TEMPULING


MADIHIN SASTRA LISAN EKSODUS DI TEMPULING
Oleh : Rani Hidayati

Pekanbaru, (17/04) Tempuling merupakan salah satu kecamatan yang ada di Indragiri Hilir yang masyarakatnya lebih di dominasi suku eksodus yaitu suku banjar. Namun, suku banjar yang ada di Indragiri Hilir khususnya di kecamatan Tempuling sudah tidak seasli banjar yang ada di Kalimantan Selatan, karena telah di pengaruhi oleh suku Melayu yakni suku asli Riau. Maka, suku Banjar yang terdapat di kecamatan Tempuling lebih dikenal dengan suku Melayu Banjar. Oleh karena itu, selain makanan dan orang-orang yang lebih mendominasi di kecamatan tersebut, adat serta kebudayaanpun sangat mendominasi di kecamatan Tempuling. Seperti adat pernikahan yang ada di kecamatan Tempuling. Upacara pernikahan di kecamatan Tempuling memiliki perpaduan antara adat Melayu dan Banjar.
Dalam upacara pernikahan yang ada di kecamatan Tempuling, pencak silat atau silat seni yang biasanya dilakukan pada pernikahan adat melayu juga dimasukkan dalam rangkaian upacara pernikahan di kecamatan Tempuling. Selanjutya, pada malam harinya biasanya akan diadakan acara bemadihin atau madihin. Inilah salah satu kesenian sastra lisan yang dibawa oleh suku Banjar ke ranah Melayu.
Madihin merupakan suatu puisi rakyat yang  berisikan nasihat-nasihat atau petuah-petuah yang disampaikan oleh pemadihin dengan menggunakan bahasa Banjar. Biasanya, pemadihin membawakan madihin di acara-acara tertentu, seperti acara khitanan, pernikahan, serta hari-hari besar lainnya. Tergantung permintaan pemilik acara. Termasuk pada upacara pernikahan.
Pada upacara pernikahan, madihin biasanya dibawakan pada malam hari sebagai hiburan malam. Biasanya, madihin dibawakan oleh 1 sampai 2 orang. Pemadihin yang berjumlah 2 orang biasanya saling bersahut-sahutan dalam menyanyikannya. Biasanya, madihin dalam rangkaian upacara pernikahan dibawakan oleh orang tua yang sudah berpengalaman. Karena, madihin dalam upacara pernikahan dinyanyikan dengan kata-kata yang sedikit vulgar sebagai hiburan orang-orang tua untuk bahan candaan kepada sang pengantin baru, meskipun kata-kata tersebut disampaikan dengan menggunakan istilah. Meskipun demikian, madihin secara umum berisikan nasihat-nasihat serta petuah-petuah orang tua kepada sang pengantin baru sebagai bekal untuk menjalankan kehidupan yang baru.
Madihin dalam upacara pernikahan, biasanya dilaksanakan pada malam hari, sekitar 1-2 jam. Puisi berlagu ini biasanya diiringi alat musik seperti gandang. Salah satu rangkaian upacara pernikahan ini, merupakan acara yang paling di tunggu-tunggu oleh masyarakat, karena salah satu sastra lisan ini sudah sangat jarang diadakan pada era modern ini.


TEMPULING DESA KELAPA

TEMPULING
Oleh: Rani Hidayati

            Pekanbaru, (16/04). Tempuling merupakan salah satu kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di kabupaten Indragiri Hilir. Kecamatan yang terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa dengan kecamatan Sungai Salak ini di kenal memiliki masyarakat dengan suku yang heterogen. Seperti Banjar, Bugis, Jawa, Minang, Melayu dan sebagainya. Namun, masyarakat Tempuling lebih dominan dengan suku eksodusnya yaitu Banjar. Namun, tak sedikit pula masyaralat transmigrasi yang menempatan kecamatan yang di kenal dengan gudang kopranya tersebut.
            Para masyarakat kecamatan Tempuling kebanyakan bermatapencaharian petani kelapa, berladang, nelayan, serta yang lebih dominan adalah para buruh maupun karyawan di sebuah PT di daerah sekitar Tempuling, dikarenakan di kabupaten Indragiri Hilir sendiri kurang lebih memiliki 3 buah PT kelapa dan 2 buah PT batu bara. Selain itu, petani kelapa juga tak kalah mendominasi kecamatan Tempuling. Para petani kelapa mengolah berbagai macam olahan secara tradisional seperti minyak kelapa, gula merah, serta berbagai macam olahan lainnya yang terbuat dari kelapa, atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan kopra.
            Dengan suku Banjar yang lebih mendominasi di kecamatan Tempuling, membuat berbagai macam olahan makanan yang ada di Tempuling kaya akan  olahan makanan suku banjar seperti wadai bolu barandam, wadai bingka, kikicak, wajik, apam pais, wadai cincin, sasagun, surabi, gangan bakaruh dan lain sebagainya. Selain itu, adat dan budaya di kecamatan Tempulingpun ikut berimbas. Seperti adanya prosesi adat mandi bapapai pada sore hari, satu hari sebelum pesta pernikahan, diadakannya madihin, mamanda pada acara-acara besar lainnya.



Selasa, 31 Maret 2015

LIRIK LAGU UNGU - AKU TAHU



aku tahu, aku tahu, aku tahu aku salah
tuk memintamu tuk menungguku
aku tahu, aku tahu, aku tahu aku salah
ini egoku menggantungkanmu

kumohon sabar sabar sebentar beri aku waktu
tuk meninggalkan cinta lama yang masih bersamaku
bukan maksudku untuk mempermainkan dirimu

cobalah untuk mengerti keadaan ini
karena hanya kau yang bisa memahami semua ini
sedih dan air mata tak dapat lagi kutahan

akukan datang, akukan datang uuoohh
tuk hapus air matamu, dengan bahagia hoouuu

kumohon sabar sabar sebentar beri aku waktu
tuk meninggalkan cinta lama yang masih bersamaku
bukan maksudku untuk mempermainkan dirimu huuooo

cobalah untuk mengerti keadaan ini
karena hanya kau yang bisa memahami semua ini
sedih dan air mata tak dapat lagi kutahan

akukan datang, tuk hapus air matamu uuooo
akukan datang

sumpah ini lagu keren bangettt!!!! >,<
pada penasaran guyss??!!! download disini aja :D

download[4]

Selasa, 10 Februari 2015

dialog bahasa arab dalam kehidupan sehari-hari

الْحِوَارَات :
اَلتَّعَارُف
Atta`aaruf
Perkenalan
اَلْحِوَار ׃
Al-hiwaar
Dialog
خَالِدٌ ׃ اَلسَّلاَ مُ عَلَيْكُم
Khalid : Assalaamu ‘alaikum
عَبْدُ اللّه ׃ وَعَلَيْكُمُالسَّلاَم
Abdullah : Wa’alaikum salaam
خَالِدٌ׃ كَيْفَحَالُكَ؟
Khalid : Kayfa haaluka ?
Khalid : Apa Kabar ?
عَبْدُاللّه ׃ بِخَيْرٍ٬الْحَمْدُلِلّه
Abdullah : Bikhair Alhamdulillah
Abdullah : Alhamdulillah baik-baik saja
خَالِدٌ׃ مَاإِسْمُكَ؟
Khalid : Masmuka ?
Khalid : Siapa namamu ?
عَبْدُاللّه ׃ إِسْمِيْ عَبْدُ اللّه ٬ وَ أَنْتَ ؟
Abdullah : Ismii ‘Abdullaah, Wanta ?
Abdullah : Nama saya Abdullah, dan nama kamu ?
خَالِدٌ׃ أَنا خَالِدٌ
Khalid : Ana Khaalid
Khalid : Saya Khalid
عَبْدُ اللّه ׃ أَهْلأيَاخالِدٌ
Abdullah : Ahlan yaa khaalid
Abdullah : Salam perkenalan denganmu hei khalid
خَالِدٌ׃ أَهْلاً وَسَهْلاً بِكَ يَا عَبْدَ اللّه
Khalid : Ahlan wasahlan bika yaa ‘abdallah
Khalid : Sama-sama hei Abdullah
عَبْدُ اللّه ׃ هَلْ أَنْتَ أَمْبُوْ نِيٌّ ؟
Abdullah : Hal anta Ambuuniy ?
Abdullah : Apakah kamu orang Ambon ?
خَالِدٌ׃ نَعَمْ ، أَنَا أَمْبُوْنِيٌّ وَأَنْتَ؟
Khalid : Na’am ana Ambuuniy, wanta ?
Khalid : Iya, saya orang Ambon, dan kamu ?
عَبْدُ اللّه ׃ أَنَاجَا وِيّ
Abdullah : Ana Jaawiyy
Abdullah : Saya orang Jawa
خَالِدٌ׃ اَئنَ تَسْكُنُ الآنَ ؟
Khalid : Ayna taskunul aana ?
Khalid : Dimana kamu tinggal sekarang ?
عَبْدُ اللّه ׃أَسْكُنُ فِي ٨ ( ثَمَانِيَة ) شَارِعِ حَسَنُ الدِّ يْن بأَمْبُوْن
Abdullah : Askunu fii tsamaaniyati syaari’ Hasaanuddiin bi Ambuun
Abdullah : Saya tinggal di jl Hasanuddin no 8 Ambon
خَالِدٌ: وَاَيْنَ تَدْ رُسُ ؟
Khalid : wa ayna tadrus ?
Khalid : Dan dimana kamu sekolah ?
عَبْدُ الله : أَدْ رُسُ فِي الْمَدْ رَسَةِ الإِعْدَ ادِ يَةِ الإِسْلاَ مِيَةِ ” السَّلاَ م ”
Abdullah : Adrusu fil madrasatil I’daadiyyatil islaamiyyati “ As-salaam “
Abdullah : Saya sekolah di SMP islam Assalaam
خَالِدٌ ׃ مَا لُعْبَتُكَ ؟
Khaalid : Maa Lu’batuka ?
Khalid : Kamu suka permainan apa ?
عَبْدُ اللّه ׃ أَنَا أَلْعَبُ كُرَة َالْقَدَمِ،وَمَا لُعْبَتُكَ ؟
Abdullah : Ana al’abu kuratal qadami
Abdullah : saya main sepak bola
خَالِدٌ ׃ أَلْعَبُ كُرَةَ السَّلَّةِ
Khalid : Anaa al’abu kuratas-sallati
Khalid : saya suka main bola basket
عَبْدُ اللّه ׃ وَمَا هِوَايَتُكَ يَا خَالِدُ ؟
Abdullah : Wamaa hiwaayatuka ya khaalid ?
Abdullah : Dan apa hobimu hei Khalid ?
خَالِدٌ׃ هِوَايَتِيْجَمْعُالطَّوَابِعِ،وَأَنْتَ؟
Khalid : Hiwaayatiy jam’ut-thawaabi’. Wanta ?
Khalid : Hobiku koleksi prangko, dan kamu ?
عَبْدُاللّه ׃ هِوَايَتِيْاَلرَّسْمُوَالسِّبَا حَةُ
Abdullah : Hiwaayati ar-rasmu was-sibaahah
Abdullah : Hobiku melukis dan berenang
خَالِدٌ׃ أَنَا سَعِيْدٌ جِدًّ ا لِمَعْرِفَتِكَ
Khalid : Anaa sa’iidun jiddan lima’rifatik
Khalid : Senang sekali saya dapat berkenalan denganmu
عَبْدُ اللّه ׃ وَ أَنَا أَيْضًا
Abdullah : Wanaa aydhan
Abdullah : Saya pun demikian
خَالِدٌ ׃ شُكْرًا عَلَي التَّعَارُفِ
Khalid : Syukran ‘alat-ta’aarufi
Khalid : Terima kasih atas perkenalannya
عَبْدُ اللّه ׃ عَفْوًا
Abdullah : Afwan
Abdullah : Sama-sama
خَالِدٌ׃ مَعَ السَّلاَ مَةِ
Khalid : Ma’as-salaamah
Khalid : Sampai jumpa
عَبْدُ اللّه ׃ مَعَالسَّلاَ مَةِ
Abdullah : Ma’as-salaamah
Abdullah : Sampai jumpa lagi
فِي الشَّارِعِ
Fis-syaari`
Di Jalan
الْحِوَار :
Dialog
خَالِدٌ: مِنْ فَضْلِكَ ٬ أيْنَ الْمَتْحَفُ ؟
Khalid : Min fadhlik, aynal mathaf ?
Khalid : Persmisi ! dimana Musium ?
شُرْطَة : الْمَتْحَفُ بَعِيْدٌ مِنْ هُنَا ٬ تَقْدِ رُأنْ تَرْكَبَ حَافِلَة ً
Syurthah : Almathafu ba’iid min huna, taqdiru an tarkaba haafilah
Polisi : Musium sangat jauh dari sini, kamu dapat menggunakan bus
خَالِدٌ: أيْنَ مَحَطَّة ُالْحَافِلا َتِ ؟
Khalid : Aynal mahatthatul haafilah ?
Khalid : Dimana terminal busnya ?
شُرْطَة : سِرْ فِي هٰذ َا الشَّارِعِ إلىَ الْمَيْدَ انِ ثُمَّ إِتَّجِهْ إلىَ الْيَمِيْنِ وَسَتَجِدُ مَحَطَّة َالْحَافِلا َتِ أمَامَكَ ٬
إرْكَبْ الحَافِلَة َ رَقْمُ ١٠٠ ( مِائَة ).
Surthah : Sir fi haadzas-syaari’ ilal maydaan tsumma ittajih ilal yamiin wasatajidu mahatthatalhaafilah amaamak, irkabil haafilah raqm miah
Polisi : Lewat jalan ini hingga ke lapangan kemudian belok kanan kamu akan jumpai terminal tepat di depanmu. Naiklah bus no 100.
( وَصَلَ خَالِدٌ فِي الْمَحَطَّةِ )
( Washala khaalidun fil mahatthati )
( Khalid tiba di terminal )
خَالِدٌ: لَوْ سَمَحْتَ ٬ أعْطِنِيْ التَّذ ْكِرَة َ
Khalid : Law samaht, a’thiniy tadzkirah
Khalid : Permisi, berikan saya karcis !
سَائِق: التَّذ ْكِرَة َبِعَشَرَةِ قُرُوْشٍ
Saaiq : At-tadzkirah bi’asyarati quruusy
Supir : Karcisnya seharga 10 piester
خَالِدٌ: تَفَضَّلْ ٬ نَزِّلْنِي عِنْدَ بَوّابَةِ الْمَتْحَفِ
Khalid : Tafaddhal, nazzilniy ‘inda bawwabatil mathaf
Khalid : Silahkan (ambil uangnya) !, turunkan saya tepat di gerbang musium
سَائِق: اَلْمَحَطَّة ُالْقَا دِ مَة ُ قَرِيْبٌ مِنَ الْمَتْحَفِ وَعِنْدَ إِشَارَةِ الْمُرُوْرِ إِتَّجِهْ إلىَ الْيَسَارِ وَسَوْفَ تَجِدُ
بَوَّابَة الْمَتحَفِ أمَامَكَ .
Saaiq : Almahatthatul qaadimah qariibun minal mathafi, wa ‘inda isyaaratil muruur
ittajih ilal yasaar wa saufa tajidu bawwabatal mathaf amaamak
Supir : halte berikutnya lebih dekat dengan museum, di lampu merah belok kiri kamu akan dapati gerbang musium
خَالدٌ: شُكُرًا جَزِيْلا
Khalid : Syukran jaziila
Khalid : Terima kasih banyak
سَائِق: مَعَ السَّلا َمَةِ
Saaiq : Ma’as-salaamah
Supir : sampai jumpa
عِنْدَ الْبَقَالَةِ
`Indal baqaalah
Di Toko/Kedai
اَلْحِوَارُ :
Dialog
طَارِق : هٰذِ هِ جُبْنَةٌ لَذِ يْذَ ة
Thariq : Haadzihi jubnatun ladzidzatun
Thariq : Keju ini enak sekali
مِنْ أَيْنَ إِشْتَرَيْتَهُ يَا حَسَنٌ ؟
Min ayna isytaraytahu yaa hasan
Dimana kamu membelinya hei Hasan
حَسَن : إشْتَرَيْتُهُ مِنَ بَقَالَةِ سَمِيْر
Hasan : Isytaraytuhu min baqaalati Samiir
Hasan : Saya membelinya di took “ Samir”
طَارِق : بِجَوَارِالْمَدْ رَسَةِ ؟
Thariq : Bijawaaril madrasati ?
Thariq : (Toko)Yang disamping sekolah ?
حَسَن : نَعَمْ
Hasan : Na’am
Hasan : Iya
طَارِق : بِكَمِ عُلْبَةٔ ؟
Thariq : Bikamil ‘ulbah ?
Thariq : Berapa harganya satu kotak /dos ?
حَسَن : بِخَمْسُمِائَةِ رُوْبِيَة ً
Hasan : Bikhamsumiati ruubiyyatan
Hasan : Harganya 500 rupiah
طَارِق : وَالله ٬ رَخِيْصٌ جِدّ ًا
Thariq : Wallaahi, rakhiishun jiddan
Thariq : Waah…murah sekali
سَأَشْتَرِي عُلْبَة مِنْهَا
Sa asytari ‘ulbatan minha
Saya akan membeli sebungkus juga
شُكْرًاعَلىَ مَعْلُوْمَتِكَ يَا حَسَنٌ
Syukran ‘alaa ma’luumatika yaa Hasan
Terima kasih atas informasinya hei Hasan
حَسَن : عَفْوًا
Hasan : ‘Afwan
Hasan : Sama-sama
( دَ خَلَ طَارِقُ البَقَالَة )
( Dakhala Thaarigu albaqaalata )
(Thariq memasuki toko )
طَارِق : السّلاَ مُ عَلَيْكُمْ
Thariq : Assalaamu ‘alaikum
Thariq : Selamat atas kalian
البَائِع : وَعَلَيْكُمُ السَّلاَ م ٬ أَيُّ خِدْ مَة ؟
Baa’i’ : Wa’alaikum salam, Ayyu khidmah ?
Penjual : Wa’alaikum salam, ada yang bisa saya bantu ?
طَارِق : أرِيْدُ كِيْلُوْ سُكَّر وَ عُلْبَةُ جُبْنَة مِنْ فَضْلِكَ
Thariq : Uriidu kiiluu sukkar wa ‘ulbata jubnatin min fadhlik
Thariq : Saya mau beli 1 kg gula dan sebungkus keju
البَائِع : حَاجَةٌ ثَانِيَةٌ ؟
Baa’I’ : Haajatun tsaaniyah ?
Penjual : Ada lagi yang lain ?
طَارِق : لاَ شُكرٔا ٬ بِكَمِ الْحِسَابُ كُلُّه ؟
Thariq : Laa syukran, bikamil hisaab kulluh
Hariq : Tidak, terima kasih, berapa harganya semua ?
البَائِع : بِسِتُّمِائَةِ رُوْبِيَّة
Baa’I’ : bisittumiati ruubiyyah
Penjual : 600 rupiah
طَارِق : تَفَضَّلْ
Thariq : Tafaddhal
Thariq : Silahkan !
البَائِع : شُكْرٔا مَعَ السَّلاَ مَة
Baa’I’ : Syukran, ma’as-salaamah
Penjual : Terima kasih, sampai jumpa
طَارِق : مَعَ السَّلاَ مَةِ
Thariq : Ma’as-salaamah
Thariq : Sama-sama
الزِّيَارَة
Azziaarah
Berziarah
الْحِوَار :
Dialog
حَامِدٌ : أيْنَ تَسْكُنُ ؟
Haamid : Ayna taskunu
Hamid : dimana kamu tinggal
عُمَر : أسْكُنُ فِي شَا رِعِ حَسَنُ الدِّ يْن
Umar : Askunu fii syaari’ Hasanuddin
Umar : Saya tinggal di Jl Hasanuddin
وَأنْتَ ٬ أيْنَ تَسْكُنُ ؟
Wanta, ayna taskun ?
Dan kamu, dimana kamu tinggal ?
حَامِد : أسْكُنُ فِيْ شَا رِعِ إمَام بُنْجُوْل
Hamid : Askunu fii syaari’ Imam Bunjuul
Hamid : Saya tinggal di jalan Imam Bonjol
سَأزُوْرُكَ الْيَوْمَ إنْ شَاء الله
Sa azuurukal yauma insyaa Allaah
Saya akan menziarahimu ( berkunjung ) hari ini insya Allah
عُمَر : أهْلاً وَسَهْلاً ٬ أنَا فِيْ إنْتِظَارِكَ
Umar : Ahlan wasahlan, anaa fii intidzhaarika
Umar : Dengan senang hati, saya akan menunggu kunjunganmu
مَتَى تَحْضُرُ ؟
Mataa tahdhur
Kapan kamu datang ?
حَامِد : فِي الْخَامِسَةِ مَسَا ءً ا بِإ ذ ْنِ الله
Hamid : Fil khaamisati masaa an bi idznillah
Hamid : Jam 5 sore insya Allah
مَاعُنْوَانُكَ بِالْكَامِلِ ؟
Maa ‘unwaanuka bilkaamil
Mana alamat lengkap rumahmu
عُمَر : ٦ شَا رِع حَسَنُ الدِّ يْنِ بِجَوَارِ الْمَسْجِدِ
Umar : Sittah Syaari’ Hasanuddin bijawaaril masjid
Umar : Jl Hasanuddin no 6 disamping mesjid
حَامِد : مُتَشُكْر
Hamid : Mutasyakkir
Hamid : Terima kasih