Selamat Datang Di Blog Rani ^^

Kamis, 26 April 2018

SISTEM PENDIDIKAN DAN UN INDONESIA. SUDAH SEMPURNAKAH?


SISTEM PENDIDIKAN DAN UN INDONESIA. SUDAH SEMPURNAKAH?
Oleh : Rani Hidayati

Pekanbaru, (23/04), Pendidikan merupakan salah salah satu modal untuk mendapatkan lapangan pekerjaan dengan mudah. Meskipun dewasa ini dengan pendidikan dua belas tahun tak menmutup kemungkinan masih dikeluhkan dengan sulitnya menemukan lapangan pekerjaan. Pendidikan merupakan hal yang paling sering diperbincangan dari tahun ke tahun terutama di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu Negara denngan mutu pendidikan yang masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.  Bahkan, pada tataran negara tetangga ataupun cakupan ASEAN, kualitas SDM di Indonesia masih dikatakan rendah. Hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan di Indonesia masih belem tertata dan terlaksana secara maksimal. Di era globalisasi seperti ini, pendidikan di Indonesia yang masih belum terlaksana secara maksimal tidak dapat di abaikan lagi. Pendidikan di Indonesia harus segera di tata agar SDM di Indonesia memiliki tingkat keunggulan, dan dapat bersaingan dengan peemroleh pendidikan dari negara lain.
Memperbaiki pendidikan di Indonesia, tentu harus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia pula. Karena, tercapainya pendidikan yang baik, tentu merupakan hasil dari sistem yang terlaksana dengan maksimal. Sistem pendidikan yang baik itu, yakni sistem pendidikan yang selalu mengikuti perkembangan keadaan seiring dengan perkembangan zaman.
Sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia tidak hanyak satu. Melainkan ada bermacam-macam sistem pendidikan. Namun, belum ada sistem pendidikan yang terlaksana secara sempurna. Sistem pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan dan selalu menjadi suatu hal yang bisa disebut mengacaukan sistem pendidikan dikarenakan guru-guru harus mengulang untuk memahami sistem yang baru.
Pada era modernisasi seperti saat ini, tentu segala hal yang digunakan dan yang ditunjang yaitu berhubungan dengan teknologi. Segala sesuatu di duia pendidikan pada saat ini selalu di sangkut pautkan dengan teknologi. Baik dalam bealajar, mengerjakan tugas, hingga dalam ujian nasional. Sebagai hal yang baru, tentu ujian nasional yang kini telah dilaksanakan dengan menggunakan metode CBT (Computer Based Test) menjadi suatu momok yangn kian menakutkan bagi para peserta didik yang akan menghadapinya. Tak hanya bagi peserta didik, beban itu juga dirasakan oleh para guru-guru atau tenaga kependidikan yang memiliki sekolah dengan fasilitas yang minim. Tak hanya itu, pemerintah pelaksana ujian dengan dengan metode tersebut menghimbau pelaksanaan UNCBT ini hanya bagi sekolah-sekolah yang siap melaksanakan ujian tersebut. Baik dari segi fasilitas maupun kualitas. Masyarakat maupun pihak sekolah tentu merasa kontra, dikarenakan mereka merasa tidak memperoleh dukungan oleh pemerintah terhadap kesiapan sekolah.
Bagi pihak yang pro, tentu ini merupakan suatu hal yang menguntungkan terutama bagi pihak penyelenggara. Hal ini tentu dapat menghemat anggaran, serta memperkecil kemungkinan kebocoran kertas.


Ragam Pendidikan Budaya di kecamatan Tempuling (INHIL, RIAU)


Ragam Pendidikan  Budaya di kecamatan Tempuling
Oleh : Rani Hidayati

Pekanbaru, (19/04) Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki beraneka ragam suku serta budaya, tentulah kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia harus melestarikan kebudayaan yang pada dewasa ini lambat laun mulai dilupakan terkhusus oleh para kalangan remaja.
Di kecamatan Tempuling sendiri, sebagai salah satu kecamatan yang di dominasi oleh suku Banjar, tentulah budaya yang dipernalkan maupun diterapkan di masyarakat kecamatan Tempuling itu sendiri yaitu budaya Banjar. Namun, sebagai salah satu bagian dari daerah Riau, budaya melayupun tak luput dari sorot pendidikan di daerah kecamatan Tempuling tersebut. Salah satunya dalam pendidikan formal.
Di kecamatan Tempuling sendiri tak dapat dipungkiri bahwa semua sekolah yang ada dikecamatan Tempuling, dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas sudah memasukkan pendidikan budaya melayu dalam salah satu mata pelajaran yang ada di tiap-tiap sekolah, baik negeri maupun swasta. Pendidikan budaya Melayu formal yang ada di sekolah, biasanya mempelajari tentang tulisan Jawi atau Arab Melayu, yang di dalam buku-bukunya terdapat cerita-cerita tentang sejarah kerajaan Siak, cerita para pahlawan Melayu dan sebagainya. Selain mempelajari tulisan Arab-Melayu, di sekolah-sekolah juga memiliki mata pelajaran Budaya daerah. Yaitu mengenal budaya-budaya apa saja yang ada di daerah tempat tinggal sekitar. Seperti mengenal permainan daerah, bagaimana upacara adat daerah, dan sebagainya.
Selain di pendidikan Formal, di kecamatan Tempuling juga mengadakan pendidikan budaya secara non formal. Masyarakat kecamatan Tempuling sering mengadakan acara-acara besar yang di rangkaian acaranya menyelipkan beberapa budaya-budaya yang mendominasi daerah Tempuling yaitu Banjar. Seperti, pada acara isra miraj biasanya diselipkan seperti madihin, pantun dengan menggunakan bahasa Banjar dan sebagainya. Selain itu, pada acara-acara kemerdekaan juga sering diadakan perlombaan permainan tradisional seperti gasing, engrang, dan mamanda.
Pada program-program kerja ibu-ibu dharmawanita tiap RT, biasanya menagdakan kelas pelatihan Rebana tiap minggunya bagi para anak-anak mulai dari usia 8-16 tahun, untuk mempersiapkan sebagai pengisi acara-acara seperti pernikahan, maulid Nabi, isra miraj, dan sebagainya.
Meskipun kini di keacamatan Tempuling sendiri sudah jarang diadakan pendidikan kebudayaan secara non formal, namun beberapa pemuda di kecamatan Tempuling berusaha menggencarkan kebudayaan daerah dengan membuat beberapa kegiatan yang dilaksanakan tiap tahunnya, tepatnya pada hari ulangtahun kemerdekaan Republik Indonesia.




Rabu, 25 April 2018

MADIHIN SASTRA LISAN EKSODUS DI TEMPULING


MADIHIN SASTRA LISAN EKSODUS DI TEMPULING
Oleh : Rani Hidayati

Pekanbaru, (17/04) Tempuling merupakan salah satu kecamatan yang ada di Indragiri Hilir yang masyarakatnya lebih di dominasi suku eksodus yaitu suku banjar. Namun, suku banjar yang ada di Indragiri Hilir khususnya di kecamatan Tempuling sudah tidak seasli banjar yang ada di Kalimantan Selatan, karena telah di pengaruhi oleh suku Melayu yakni suku asli Riau. Maka, suku Banjar yang terdapat di kecamatan Tempuling lebih dikenal dengan suku Melayu Banjar. Oleh karena itu, selain makanan dan orang-orang yang lebih mendominasi di kecamatan tersebut, adat serta kebudayaanpun sangat mendominasi di kecamatan Tempuling. Seperti adat pernikahan yang ada di kecamatan Tempuling. Upacara pernikahan di kecamatan Tempuling memiliki perpaduan antara adat Melayu dan Banjar.
Dalam upacara pernikahan yang ada di kecamatan Tempuling, pencak silat atau silat seni yang biasanya dilakukan pada pernikahan adat melayu juga dimasukkan dalam rangkaian upacara pernikahan di kecamatan Tempuling. Selanjutya, pada malam harinya biasanya akan diadakan acara bemadihin atau madihin. Inilah salah satu kesenian sastra lisan yang dibawa oleh suku Banjar ke ranah Melayu.
Madihin merupakan suatu puisi rakyat yang  berisikan nasihat-nasihat atau petuah-petuah yang disampaikan oleh pemadihin dengan menggunakan bahasa Banjar. Biasanya, pemadihin membawakan madihin di acara-acara tertentu, seperti acara khitanan, pernikahan, serta hari-hari besar lainnya. Tergantung permintaan pemilik acara. Termasuk pada upacara pernikahan.
Pada upacara pernikahan, madihin biasanya dibawakan pada malam hari sebagai hiburan malam. Biasanya, madihin dibawakan oleh 1 sampai 2 orang. Pemadihin yang berjumlah 2 orang biasanya saling bersahut-sahutan dalam menyanyikannya. Biasanya, madihin dalam rangkaian upacara pernikahan dibawakan oleh orang tua yang sudah berpengalaman. Karena, madihin dalam upacara pernikahan dinyanyikan dengan kata-kata yang sedikit vulgar sebagai hiburan orang-orang tua untuk bahan candaan kepada sang pengantin baru, meskipun kata-kata tersebut disampaikan dengan menggunakan istilah. Meskipun demikian, madihin secara umum berisikan nasihat-nasihat serta petuah-petuah orang tua kepada sang pengantin baru sebagai bekal untuk menjalankan kehidupan yang baru.
Madihin dalam upacara pernikahan, biasanya dilaksanakan pada malam hari, sekitar 1-2 jam. Puisi berlagu ini biasanya diiringi alat musik seperti gandang. Salah satu rangkaian upacara pernikahan ini, merupakan acara yang paling di tunggu-tunggu oleh masyarakat, karena salah satu sastra lisan ini sudah sangat jarang diadakan pada era modern ini.


TEMPULING DESA KELAPA

TEMPULING
Oleh: Rani Hidayati

            Pekanbaru, (16/04). Tempuling merupakan salah satu kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di kabupaten Indragiri Hilir. Kecamatan yang terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa dengan kecamatan Sungai Salak ini di kenal memiliki masyarakat dengan suku yang heterogen. Seperti Banjar, Bugis, Jawa, Minang, Melayu dan sebagainya. Namun, masyarakat Tempuling lebih dominan dengan suku eksodusnya yaitu Banjar. Namun, tak sedikit pula masyaralat transmigrasi yang menempatan kecamatan yang di kenal dengan gudang kopranya tersebut.
            Para masyarakat kecamatan Tempuling kebanyakan bermatapencaharian petani kelapa, berladang, nelayan, serta yang lebih dominan adalah para buruh maupun karyawan di sebuah PT di daerah sekitar Tempuling, dikarenakan di kabupaten Indragiri Hilir sendiri kurang lebih memiliki 3 buah PT kelapa dan 2 buah PT batu bara. Selain itu, petani kelapa juga tak kalah mendominasi kecamatan Tempuling. Para petani kelapa mengolah berbagai macam olahan secara tradisional seperti minyak kelapa, gula merah, serta berbagai macam olahan lainnya yang terbuat dari kelapa, atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan kopra.
            Dengan suku Banjar yang lebih mendominasi di kecamatan Tempuling, membuat berbagai macam olahan makanan yang ada di Tempuling kaya akan  olahan makanan suku banjar seperti wadai bolu barandam, wadai bingka, kikicak, wajik, apam pais, wadai cincin, sasagun, surabi, gangan bakaruh dan lain sebagainya. Selain itu, adat dan budaya di kecamatan Tempulingpun ikut berimbas. Seperti adanya prosesi adat mandi bapapai pada sore hari, satu hari sebelum pesta pernikahan, diadakannya madihin, mamanda pada acara-acara besar lainnya.